Friday, January 25, 2008

Mengemudi dengan hidung

Wajib orang nyetir pake mata. Sebaiknya juga nyetir pake telinga. Tpi klao nyetir pake hidung, saya yakin ga banyak orang yang melakukannya.

Nyetir pake hidung caranya dengan memperhatikan bau-bau tidak wajar yang timbul dalam kabin ketika mesin sedang operasional. Contoh-contoh bau yang wajib diperhatikan diantaranya:
  • Bau asbes ketika mobil di-rem. Ini pertanda kanvas rem overheat. Biasa terjadi pada kanvas rem dengan kualitas buruk. Overheat mengakibatkan kanvas rem menjadi keras dan tidak bisa berfungsi optimal.
  • Bau asbes ketika mobil di-gas panjang (seperti pada tanjakan panjang). Ini biasanya berasal dari kanvas kopling. Ini juga diakibatkan panas berlebih pada komponen itu, yang hanya mungkin terjadi jika kanvas kopling-nya berkualitas rendah atau sudah tipis.
  • Bau air mendidih. Kalau bau ini timbul, segera hentikan mobil dan periksa jarum temperatur. Jika diatas setengah, segera matikan mesin. Ini adalah pertanda adanya kebocoran di sistem pendingin kendaraan. Segera periksa kondisi air radiator, selang-selang air, dan periksa adanya kebocoran. Hampir pasti kendaraan ini tidak boleh berjalan lagi dan harus diderek.
Cara mengemudi dengan hidung dapat dilakukan dengan cara berikut:
  • Nyetir dengan jendela terbuka. Ini cara favorit saya, karena dengan ini saya tidak perlu menyalakan AC dan bisa menghemat bahan bakar secara signifikan.
  • Untuk kendaraan tipe lama, nyalakan AC dengan tetap membuka katup aliran udara dari arah mesin. Biasanya tersedia di sisi pengemudi (untuk sedan).
  • Untuk kendaraan tipe baru, nyalakan ac dengan recirculation di-off kan sehingga udara luar bisa masuk ke dalam kabin.
Tentunya jangan lakukan ini di tempat macet karena dapat membunuh (yup, pelakunya CO, CO2, CHx, atau NOx). Selain itu, hasil observasi hidung tidak akan akurat akibat GBMB*

*) Gas Buang Mayasari Bakti

No comments: